Wahai manusia, adanya kita ini di dunia ini hari ini, walhal sebelumnya kita pernah tidak ada disini, dan di satu hari pula nanti pasti kita tiada disini lagi, semuanya adalah ditentukan oleh dua faktor yang utama iaitu Tuhan dan Kasih Sayang. Tanpa kedua-duanya tidak mungkin kita ada, atau ada tapi sangat tidak sempurna. Hidup tapi tiada makna.
Mari kita mengkaji kebenaran kata-kata saya ini. Supaya kalau ia benar moga hidup kita selepas ini akan lebih bermakna lagi.
Mulanya seorang lelaki jatuh cinta dengan seorang wanita. Si wanita juga jatuh hati padanya. Kalaupun ditawarkan jejaka atau si dara lain pun, pasti ditolaknya karena masing-masing sudah cukup terikat dengan rasa saling mencinta. Coba anda tanyakan, bagaimana terjadinya hal sedemikian yang menakjubkan itu? Perasaan-perasaan itu dapat diikat oleh kuasa siapa? Dan kalau nanti ikatan perasaan itu putus, siapa perancangnya? Dan kalaulah perasaan-perasaan pengikat antara pemuda dan dara itu tidak pernah wujud, sebenarnya perkawinan menjadi tidak perlu. Kalaulah manusia tidak mau berkawin, lebih-lebih lagi mereka tidak akan memiliki anak. Tiada anak Artinya kita pun tiada di maya pada ini.
Artinya lahirnya kita kedunia ini adalah hasil perancangan seorang ‘tuan’ yang memasukkan rasa keinginan mendalam lelaki kepada wanita dan sebaliknya. Bila Dia mencabut perasaan-perasaan itu bercerai-berailah dua manusia tadi. Marilah kita namakan Tuan kita itu yang kuasanya tanpa limit itu sebagai Tuhan. Memang Dia pun bercakap bahwa Dialah Tuhan Pencipta Yang Agung itu. Logikkah kalau ada orang yang mengatakan Tuhan tidak ada? Mana mungkin sesuatu itu mencipta dirinya sendiri.
Baiklah, kalau Tuhanlah perancang yang Maha Hebat itu, apakah Dia tidak penting dalam hidup kita? Apa ada yang lebih penting dari Dia? Sampai-sampai Dia tidak difikirkan dan tidak pula kita pedulikan ?
Lihat! Tuhan melakukan ciptaanNya lagi dengan lahirnya anak satu demi satu dari sepasang lelaki dan wanita tadi. Yang ajaibnya, antara si anak terbina ikatan oleh perasaan kasih kepada saudaranya yang tumbuh dalam dada masing-masing. Siapa menumbuhkan pokok rohaniah yang mata tak mampu melihatnya itu? Bagaimana kalau pokok-pokok itu tidak mau tumbuh?
Tapi watak perasaan ini boleh berubah rupanya. Dia tidak selamanya subur. Kasih sayang dapat musnah oleh rasa-rasa kepentingan yang cukup kuat mencengkram di hati-hati sesama saudara tadi bilamana masing-masing dewasa dan terjun dalam dunia masing-masing.
Berpecah-belahlah insan-insan yang tadinya disatukan oleh kasih fitrah dari rahim seorang ibu dan ayah. Kepentingan dunia dilihat menjadi sebab perpecahan manusia. Kasih fitrah tidak mampu bertahan apalagi kasih-kasih buatan oleh jasa, kroni, parti dan persatuan. Hari ini mereka berbaik-baik, hari esok boleh mereka bermusuhan! Sedangkan manusia bukannya bahagia dengan perpecahan dan Permusuhan. Tanpa kasih sayang suami isteri bercerai-berai, kecewa, putus asa dan menderita, anak-anak sakit jiwa. Sakit-sakit jantung, darah tinggi itu sesungguhnya berpunca dari tekanan-tekanan hidup akibat pertengkaran, kebencian dan kemarahan di kalangan manusia.
Bukankah peperangan-peperangan yang sedang melanda dunia ini hanya bersebab dari hilangnya kasih sayang? Perang keluarga terjadi bilamana masing-masing tak dapat mengawal perasaan benci-membenci. Peperangan di tempat-tempat kerja terjadi bilamana masing-masing tidak mampu membendung hasad dengki. Peperangan di antara kelompok terjadi akibat masing-masing tidak sanggup menahan diri dari tantangan fihak lain. Peperangan antara etnik terjadi karena berebut pengaruh. Peperangan antara negara-negara karena kepentingan-kepentingan duniawi yang hendak dipertahankan!
Mana ada satu peperangan yang berlaku di dunia ini akibat dari manusia saling berkasih sayang dan menginginkan kebaikan?
Rumah tangga yang aman damai sampai ke anak cucu itu kelihatan berlaku di kalangan orang-orang yang mampu berkasih sayang sekalipun dalam ujian kepahitan. Negara-negara yang aman dari perang itu juga kelihatan di sebabkan faktor mengutamakan kasih sayang. Sebenarnya dan sesungguhnya dunia sedang amat memerlukan kasih sayang untuk menyelesaikan peperangan. Tapi bagaimana? Biar saya pecahkan persoalan ini, dengan formula-formula yang saya temukan dalam pertanyaan-pertanyaan panjang saya kepada Tuhan. Hanya Tuhan saja Kuasa Yang Maha Tahu dimanakah dunia harus memulai perjalanan keluar dari masalah yang cukup kronik ini!
Saudara,
Kita pun sudah tahu bahwa tangan yang memberi dan mencabut kasih sayang ialah Tuhan. Mengapa Dia memberi dan mengapa Dia mengambil kembali. Rasanya kita mengira jawabannya. Seperti kita memberi rumah kepada anak kita. Mengapa kita mengambil kembali rumah itu? Tentu karena anak cukup derhaka, biadab dan menyalahgunakannya! Tindakan itu kan cukup bijak kalau kita sayang kepada anak. Tentu dia akan membetulkan kesalahannya untuk mendapatkan kembali rumah itu.
Maka sesungguhnya wahai manusia, langkah pertama untuk keluar dari dunia Neraka ini ialah mencari Tuhan. Tuhan yang sedang mengatur matahari dan bulan dan yang sedang mempedulikan batang tubuh kita ini. Dia yang sudah sekian lama tidak kita pedulikan. Karena menganggap kita sudah cukup, tidak memerlukan Tuhan. Sampai-sampai ada yang konon tidak percayakan Tuhan. Tidak yakin dengan Tuhan. Kedurhakaan dan kebiadaban itu membuatkan kasih sayang tercabut dari suami isteri, murid dan guru, pemimpin dan rakyat. Kasih sayang tidak sanggup berada dalam diri-diri orang yang bodoh sombong dengan Tuhan Penciptanya. Lalu isilah kekosongan jiwa dengan derita, gelisah, kecewa dan putus asa.
Tapi aneh manusia intelek yang menderita ini terus menerus berjuang dengan lantang untuk membangunkan ekonomi, politik, teknologi dan pembangunan ummah. Seolah-olah dia berkata, ekonomilah, politiklah, ICTlah dan pembangunanlah yang akan mengobati penderitaan dan kekecewaan itu! Sedangkan kesibukannya memperjuangkan itu semualah yang menyebabkan porak perandanya rumah tangganya, anak-anak, cucunya dan kroninya dan etniknya dan bangsanya! Nyata sekali golongan ini sedang berpura-pura, ber-acting menyembunyikan realitinya hidup dan perjuangannya!
Sebenarnya mereka tidak menemui Tuhan, sebagai formula dan keutamaan untuk menyelesaikan seluruh masaalah yang sedang mereka tanggung!
Ya, Tuhan pun tidak memilih mereka untuk tujuan itu, karena mereka langsung tidak mau bertanya kepada-Nya. Mereka hanya bertuhankan akal dan nafsu semata-mata.
Wahai Tuhan, Maha Guru, Tempat Rujuk dan Pakar Pencipta dan Penyelesai masalah, kasih sayang yang tercabut dari hati-hati manusia itu, kembalikanlah. Bayaran yang kami akan buat untuk permintaan ini dan pemberian-Mu nanti mahal sekali. Yaitu kami janjikan untuk mencintai-Mu sepenuh hati, menyebut-Mu selalu, promosi dan perjuangkan-Mu di mana-mana. Dan kasih sayang yang kami dapatkan semula ini, akan kami jaga dan perjuangkan sungguh-sungguh Tuhan. Agar dia tidak hilang lagi dari hati-hati kami. Agar kami tidak menderita separah ini lagi !!!
Terima kasih Tuhan.
-ASZ-
Mari kita mengkaji kebenaran kata-kata saya ini. Supaya kalau ia benar moga hidup kita selepas ini akan lebih bermakna lagi.
Mulanya seorang lelaki jatuh cinta dengan seorang wanita. Si wanita juga jatuh hati padanya. Kalaupun ditawarkan jejaka atau si dara lain pun, pasti ditolaknya karena masing-masing sudah cukup terikat dengan rasa saling mencinta. Coba anda tanyakan, bagaimana terjadinya hal sedemikian yang menakjubkan itu? Perasaan-perasaan itu dapat diikat oleh kuasa siapa? Dan kalau nanti ikatan perasaan itu putus, siapa perancangnya? Dan kalaulah perasaan-perasaan pengikat antara pemuda dan dara itu tidak pernah wujud, sebenarnya perkawinan menjadi tidak perlu. Kalaulah manusia tidak mau berkawin, lebih-lebih lagi mereka tidak akan memiliki anak. Tiada anak Artinya kita pun tiada di maya pada ini.
Artinya lahirnya kita kedunia ini adalah hasil perancangan seorang ‘tuan’ yang memasukkan rasa keinginan mendalam lelaki kepada wanita dan sebaliknya. Bila Dia mencabut perasaan-perasaan itu bercerai-berailah dua manusia tadi. Marilah kita namakan Tuan kita itu yang kuasanya tanpa limit itu sebagai Tuhan. Memang Dia pun bercakap bahwa Dialah Tuhan Pencipta Yang Agung itu. Logikkah kalau ada orang yang mengatakan Tuhan tidak ada? Mana mungkin sesuatu itu mencipta dirinya sendiri.
Baiklah, kalau Tuhanlah perancang yang Maha Hebat itu, apakah Dia tidak penting dalam hidup kita? Apa ada yang lebih penting dari Dia? Sampai-sampai Dia tidak difikirkan dan tidak pula kita pedulikan ?
Lihat! Tuhan melakukan ciptaanNya lagi dengan lahirnya anak satu demi satu dari sepasang lelaki dan wanita tadi. Yang ajaibnya, antara si anak terbina ikatan oleh perasaan kasih kepada saudaranya yang tumbuh dalam dada masing-masing. Siapa menumbuhkan pokok rohaniah yang mata tak mampu melihatnya itu? Bagaimana kalau pokok-pokok itu tidak mau tumbuh?
Tapi watak perasaan ini boleh berubah rupanya. Dia tidak selamanya subur. Kasih sayang dapat musnah oleh rasa-rasa kepentingan yang cukup kuat mencengkram di hati-hati sesama saudara tadi bilamana masing-masing dewasa dan terjun dalam dunia masing-masing.
Berpecah-belahlah insan-insan yang tadinya disatukan oleh kasih fitrah dari rahim seorang ibu dan ayah. Kepentingan dunia dilihat menjadi sebab perpecahan manusia. Kasih fitrah tidak mampu bertahan apalagi kasih-kasih buatan oleh jasa, kroni, parti dan persatuan. Hari ini mereka berbaik-baik, hari esok boleh mereka bermusuhan! Sedangkan manusia bukannya bahagia dengan perpecahan dan Permusuhan. Tanpa kasih sayang suami isteri bercerai-berai, kecewa, putus asa dan menderita, anak-anak sakit jiwa. Sakit-sakit jantung, darah tinggi itu sesungguhnya berpunca dari tekanan-tekanan hidup akibat pertengkaran, kebencian dan kemarahan di kalangan manusia.
Bukankah peperangan-peperangan yang sedang melanda dunia ini hanya bersebab dari hilangnya kasih sayang? Perang keluarga terjadi bilamana masing-masing tak dapat mengawal perasaan benci-membenci. Peperangan di tempat-tempat kerja terjadi bilamana masing-masing tidak mampu membendung hasad dengki. Peperangan di antara kelompok terjadi akibat masing-masing tidak sanggup menahan diri dari tantangan fihak lain. Peperangan antara etnik terjadi karena berebut pengaruh. Peperangan antara negara-negara karena kepentingan-kepentingan duniawi yang hendak dipertahankan!
Mana ada satu peperangan yang berlaku di dunia ini akibat dari manusia saling berkasih sayang dan menginginkan kebaikan?
Rumah tangga yang aman damai sampai ke anak cucu itu kelihatan berlaku di kalangan orang-orang yang mampu berkasih sayang sekalipun dalam ujian kepahitan. Negara-negara yang aman dari perang itu juga kelihatan di sebabkan faktor mengutamakan kasih sayang. Sebenarnya dan sesungguhnya dunia sedang amat memerlukan kasih sayang untuk menyelesaikan peperangan. Tapi bagaimana? Biar saya pecahkan persoalan ini, dengan formula-formula yang saya temukan dalam pertanyaan-pertanyaan panjang saya kepada Tuhan. Hanya Tuhan saja Kuasa Yang Maha Tahu dimanakah dunia harus memulai perjalanan keluar dari masalah yang cukup kronik ini!
Saudara,
Kita pun sudah tahu bahwa tangan yang memberi dan mencabut kasih sayang ialah Tuhan. Mengapa Dia memberi dan mengapa Dia mengambil kembali. Rasanya kita mengira jawabannya. Seperti kita memberi rumah kepada anak kita. Mengapa kita mengambil kembali rumah itu? Tentu karena anak cukup derhaka, biadab dan menyalahgunakannya! Tindakan itu kan cukup bijak kalau kita sayang kepada anak. Tentu dia akan membetulkan kesalahannya untuk mendapatkan kembali rumah itu.
Maka sesungguhnya wahai manusia, langkah pertama untuk keluar dari dunia Neraka ini ialah mencari Tuhan. Tuhan yang sedang mengatur matahari dan bulan dan yang sedang mempedulikan batang tubuh kita ini. Dia yang sudah sekian lama tidak kita pedulikan. Karena menganggap kita sudah cukup, tidak memerlukan Tuhan. Sampai-sampai ada yang konon tidak percayakan Tuhan. Tidak yakin dengan Tuhan. Kedurhakaan dan kebiadaban itu membuatkan kasih sayang tercabut dari suami isteri, murid dan guru, pemimpin dan rakyat. Kasih sayang tidak sanggup berada dalam diri-diri orang yang bodoh sombong dengan Tuhan Penciptanya. Lalu isilah kekosongan jiwa dengan derita, gelisah, kecewa dan putus asa.
Tapi aneh manusia intelek yang menderita ini terus menerus berjuang dengan lantang untuk membangunkan ekonomi, politik, teknologi dan pembangunan ummah. Seolah-olah dia berkata, ekonomilah, politiklah, ICTlah dan pembangunanlah yang akan mengobati penderitaan dan kekecewaan itu! Sedangkan kesibukannya memperjuangkan itu semualah yang menyebabkan porak perandanya rumah tangganya, anak-anak, cucunya dan kroninya dan etniknya dan bangsanya! Nyata sekali golongan ini sedang berpura-pura, ber-acting menyembunyikan realitinya hidup dan perjuangannya!
Sebenarnya mereka tidak menemui Tuhan, sebagai formula dan keutamaan untuk menyelesaikan seluruh masaalah yang sedang mereka tanggung!
Ya, Tuhan pun tidak memilih mereka untuk tujuan itu, karena mereka langsung tidak mau bertanya kepada-Nya. Mereka hanya bertuhankan akal dan nafsu semata-mata.
Wahai Tuhan, Maha Guru, Tempat Rujuk dan Pakar Pencipta dan Penyelesai masalah, kasih sayang yang tercabut dari hati-hati manusia itu, kembalikanlah. Bayaran yang kami akan buat untuk permintaan ini dan pemberian-Mu nanti mahal sekali. Yaitu kami janjikan untuk mencintai-Mu sepenuh hati, menyebut-Mu selalu, promosi dan perjuangkan-Mu di mana-mana. Dan kasih sayang yang kami dapatkan semula ini, akan kami jaga dan perjuangkan sungguh-sungguh Tuhan. Agar dia tidak hilang lagi dari hati-hati kami. Agar kami tidak menderita separah ini lagi !!!
Terima kasih Tuhan.
-ASZ-
1 Komentar untuk "Tuhan dan Kasih Sayang Keperluan Manusia Yang Sebenarnya"
semoga kasih sayang dan perdamaian selalu terjaga di negeri kita.